Media Informasi Pemberdayaan

Kamis, 17 Mei 2012

Rumus 7 PNPM Mandiri

Rumus 7 PNPM Mandiri

Munculnya ide penyusunan rumus 7 adalah untuk membantu para pelaku PNPM dalam mendukung pelaksanaan tugasnya di lapangan, khususnya yang berhubungan dengan pembuatan RAB prasarana fisik di PNPM Mandiri dan program lainnya. Disajikan dengan bentuk dan cara yang sederhana, diberikan contoh pemakaian sehingga diharapkan mudah dipelajari, gampang diingat serta yang paling penting bisa dipraktekkan oleh siapa saja yang pernah membacanya.

1. RUMUS (1): Cara Mengukur Debit Air

TUJUAN:
Untuk mengetahui besarnya volume air yang mengalir agar dapat membuat estimasi jumlah penduduk yang bisa menikmati air bersih atau luas sawah yang dapat diairi. Volume air yang mengalir disebut “Debit air” dan diukur dengan satuan Liter per Detik.

CARA MENGUKUR:
Terdapat dua cara yang dapat dipakai di lapangan dengan peralatan sederhana.

1. Menggunakan ember dan jam tangan yang ada jarum detik. Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember dengan penuh. Besarnya isi ember harus diketahui, misalnya 5 liter. Pengukuran dilakukan tiga atau empat kali dan menggunakan hasil rata-rata.
CONTOH SOAL:

Ember 8 liter. Terisi setelah 15 detik, 12 detik, 17 detik, dan 12 detik
15 + 12 + 17 + 12 = 56, atau rata-rata 14,0 detik

Debit air adalah 8 liter dibagi 14 detik, sama dengan 0,57 liter per detik.


2. Menggunakan jam tangan yang ada jarum detik dan alat mengukur panjang (pita ukur, meteran). Metode ini menggunakan rumus Debit = Kecepatan X Luas Penampang. Basah. Penampang boleh berbentuk segi empat panjang, atau trapesium, atau bentuk bebas. Penampang diperkirakan dengan satuan M2. Kecepatan diukur dengan melihat berapa detik diperlukan untuk benda ringan mengalir sekian meter, dengan satuan Meter per Detik.

CONTOH SOAL:

  1. Air mengalir pada saluran yang berbentuk trapesium. Dalamnya air adalah 40 cm. Dasar trapesium berukuran 30 cm. Lebarnya trapesium di permukaan air adalah 60 cm. Benda ringan perlu 12 detik untuk berjalan 5 meter.Luas Penampang Basah adalah (0,30+0,60)/2 X 0,40 = 0,18 M2Kecepatan air adalah 5,0 / 12 = 0,417 M/detikDebit air adalah 0,18 M2 X 0,417 Meter/Detik = 0,075 M3/Detik atau 75 Liter/Detik.
  2. Bagaimana mengukur debit untuk saluran berbentuk penampang bebas (saluran alam?) palagi yang cukup besar seperti anak sungai untuk sumber irigasi?


Metode yang paling umum menggunakan prinsip matemakika dari kalkulus, yaitu benda dibagi menjadi banyak segi empat panjang, seperti contoh di bawah ini:




Sungai dibagi lima bagian. Pertengahan bagian pertama adalah L/10 dari pinggir. Kemudian pertengahan keempat kotak lainnya adalah L/5 di sebelah kanan. Pertengahan kotak terakhir seharusnya L/10 dari tebing sebelah sana.





Luas penampang basah adalah jumlah luas dari lima kotak, dengan kedalamannya seperti yang dapat diukur di titik A, B, C, D, dan E. Lebarnya tiap kotak adalah seperlima dari lebar saluran/sungai.

Misalnya kedalaman air di A = 0,9 meter Lebar = 9 meter
B = 1,2
C = 1,0
D = 0,3
E = 0,5

Penampang basah adalah (0,9 + 1,2 + 1,0 + 0,3 + 0,5) X 9,0/5 = 3,9 X 1,8 = 7,02 M2

Debit air adalah luas penampang basah kali kecepatan air:

7,02 M2 X 0,85 M/detik = 5,97 M3/detik

Semakin banyak bagian, semakin tepat perkiraannya. Minimal dibagi lima. Kalau dasar sungai banyak variasi, sebaiknya lebar sungai dibagi sepuluh. Bisa juga memilih angka yang mudah dalam pembagian – jika lebar 9,60 meter akan lebih mudah jika dibagi 6 atau 8 bagian (80 cm atau 60 cm).

2. RUMUS (2): Cara Menghitung Jumlah Semen yang Harus Dipesan


TUJUAN:
Untuk mengetahui jumlah zak semen yang harus dipesan untuk membangun suatu benda dari beton dengan mutu (kekuatan) tertentu yang diinginkan. Semen bisa dalam zak ukuran 40 kg/zak atau 50 kg/zak, dan boleh untuk beton dengan campuran 1:2:3 atau 1:2:4 yang sering dipakai di lapangan.

CARA MENGHITUNG:
Seleksi proporsi campuran beton ditentukan oleh perancang. 1:2:3 lebih kuat daripada 1:2:4, tetapi 1:2:4 cukup kuat untuk banyak macam bangunan yang tidak perlu kekuatan yang tinggi, seperti pekerjaan rabat beton atau fondasi. Ukuran zak semen tergantung apa yang ada di pasar.
Rasio 1:2:3 merupakan perbandingan volume bahan yang dipakai untuk membuat beton. Beton terdiri dari Semen PC, pasir, dan batu split (batu pecah kecil). Rasio 1:2:3 berarti untuk tiap ember semen, harus pakai dua ember pasir dan empat ember split, ditambah sejumlah air bersih. Ada rasio lain yang juga dapat dipakai, dan perhitungannya sedikit berbeda.


Untuk memudahkan pengecekan pekerjaan, boleh menggunakan kotak di bawah ini:


Langkah pertama adalah untuk menghitung volume, dengan rumus panjang kali lebar kali tebal, tetapi semua harus pakai satuan yang sama.
Volume adalah 100 meter X 0,15 meter X 0,60 meter = 9,0 M3
Kubutuhan semen adalah 6,5 zak per tiap M3, atau
9,0 M3 X 6,5 zak/M3 = 58,5 zak Beli 59 zak


3. RUMUS (3): Perhitungan Tanjakan


TUJUAN:
Dapat menghitung kemiringan tanjakan jalan, dalam persen.

CARA MENGHITUNG:
Rumus cukup sederhana, karena tanjakan adalah rasio antara beda tinggi dengan jarak horisontal (datar), seperti contoh di bawah ini. Mohon diperhatikan, jarak horisontal akan lebih pendek daripada jarak mengikuti permukaan jalan. Selisih panjangnya dianggap Nol untuk kemiringan di bawah 12%, 1% untuk tanjakan di bawah 20%, 2% untuk tanjakan 25%, dan 3% untuk tanjakan 30%. [Tidak perlu khawatir salah estimasi. Kalau dihitung dengan perkiraan 21% tetapi mendapat hasil kurang lebih 18%, menggantikan faktor pengurangan dari 2% menjadi 1% -- hasil tak kan jauh berbeda.


Tanjakan dalam persen adalah Beda Tinggi / Jarak Horisontal X 100%





CONTOH SOAL:
Perbedaan tinggi diukur menjadi 6,25 meter.
Jarak horisontal adalah 82 meter. (Jarak menurut pemukaan hanya 82,14 m)
Tanjakan adalah 6,25 / 82 X 100% = 7,6%



4. RUMUS (4): Menghitungan Volume Batu untuk Jalan Telford

TUJUAN:
Untuk menghitung jumlah batu yang perlu disediakan untuk menjadi lapisan batu utama pada jalan Telford.







CARA MENGHITUNG:
Kebutuhan batu dapat dihitung dengan mudah dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Jumlah batu (M3) = Tebal lapisan batu X lebar perkerasan X panjang jalan X Faktor Loss
Tebal dan lebar jalan harus dalam satuan meter, jangan centimeter. Panjang harus dalam satuan meter, jangan kilometer.

Faktor Loss (Kehilangan) disepakati 1,3 untuk batu gunung maupun batu kali. Hanya untuk jalan Telford, batu harus dipecahkan agar memiliki minimal tiga bidang pecah. Batu bulat tidak akan saling terikat. Faktor loss disebabkan bahwa batu yang disusun rapi tidak makan tempat sebanyak batu yang masih acak-acakan. Kemudian ada sedikit batu hilang dalam proses pemecahan batu, terhanyut pada saat hujan, atau dibawa pulang dengan tidak sengaja.

CONTOH SOAL:
Jalan Telford dengan lapisan batu utama 15/20 dan lebar perkerasan 3,00 meter akan dipasang sepanjang 3,2 kilometer. Harus pesan batu berapa kubik batu?


Kebutuhan batu adalah 0,20 meter X 3,00 meter X 3200 meter X 1,3 = 2.496 M3


5. RUMUS (5): Estimasi Jumlah Pemakai Air Bersih

TUJUAN:
Dapat mengestimasikan kebutuhan air bersih untuk sejumlah penduduk, atau sebaliknya dapat mengestimasikan jumlah penduduk yang dapat dilayani suatu debit air.

CARA MENGHITUNG:

Rumus yang paling sederhana adalah 1 liter per detik mampu melayani 1000 orang di desa untuk semua kebutuhan manusia. Jadi dapat menghitung kebutuhan air dengan membagi jumlah penduduk dengan 1000 – hasilnya langsung dalam satuan liter per detik.

Alternatif adalah menghitung jumlah penduduk dengan diketahui debitnya. Debit dalam liter per detik dikalikan 1000 untuk langsung mendapat jumlah orang.

CONTOH SOAL:
  1. Debit 2,4 liter per detik mampu melayani berapa orang? 2,4 liter/detik X 1000 orang/(1 liter/detik) = 2400 orang
  2. Dua dusun dengan pendukuk 800 manusia dan 1100 manusia perlu debit sebesar apa?

Jumlah penduduk adalah 800 + 1100 menjadi 1900
Dengan pakai rumus atas,

1900 orang/(1000 orang/(1 liter/detik) = 1,9 liter per detik

Catatan: Jika sumber air sangat terbatas, dan masyarakat setuju untuk menggunakan air hanya untuk air minum dan masak, air sebanyak 1 liter/detik masih mampu untuk mencukupi kebutuhan 2000 orang.


6. RUMUS (6): Estimasi Ketinggian Tiang atau Gedung


TUJUAN:
Sering terjadi ada benda yang harus diperkirakan tingginya, misalnya tiang listrik, pohon, atau gedung. Dengan metode ini, dapat dibuat estimasi dengan sederhana tanpa alat khusus. Jeleknya, metode ini hanya bisa dipakai bila ada matahari dan bayangan benda terlihat.

CARA MENGHITUNG:
Rumus ini didasarkan atas fakta bahwa perbandingan antara tinggi sebenarnya dan panjangnya bayangan akan sama untuk semua benda, dengan persyaratan bayangan jatuh pada tanah relatif datar.







CONTOH SOAL:
Tinggi mistar = 60 cm
Panjang bayangan mistar = 90 cm
Panjang bayangan pohon = 8 meter
Tinggi pohon = 60 cm / 90 cm X 8 meter = 5,33 meter



7. RUMUS (7): Estimasi Kebutuhan Debit Air untuk Irigasi


TUJUAN:
Dengar melihat suatu sumber air, bisa diperkirakan air tersebut dapat mengairi sawah berapa hektar. Debit air (liter per detik) diestimasikan dengan rumus yang diberi di atas. Sebaliknya, dapat menghitung jumlah air yang dibutuhkan untuk mengairi suatu wilayah sawah.

CARA MENGHITUNG:
Untuk memperkirakan kebutuhan air untuk sawah, boleh menggunakan rumus yang sangat sederhana (yang sebenarnya berlaku untuk seluruh proyek irigasi yang ukuran kecil atau sedang. Untuk proyek irigasi yang sangat besar, kebutuhan air per hektar lebih kecil.


Debit yang dibutuhkan = 1,75 liter per detik per hektar sawah
CONTOH SOAL:
  1. Ada sawah 30 hektar yang mau diairi melalui saluran irigasi baru. Berapa debit air diperlukan untuk kegiatan ini? Debit = 30 hektar X 1,75 liter/detik/hektar = 52,5 liter per detik.
  2. Ada saluran yang kapasitasnya 0,085 M3 per detik. Berapa luas sawah yang dapat diairi?

Langkah pertama adalah untuk mengkonversi debit ke satuan liter/detik
0,085 M3 /detik = 85 liter per detik
Luas Sawah = 85 liter/detik / 1,75 liter/detik/hektar = 48,6 hektar

Demikian rumus 7 yang sering dipergunakan dalam perhitungan RAB untuk beberapa prasaran yang sering di jumpai di PNPM mandiri, semoga bermanfaat dan terima kasih atas kunjungannya.