Media Informasi Pemberdayaan

"PALITO PIAMAN"

MEDIA PNPM MANDIRI PERDESAAN KAB. PADANG PARIAMAN

"PALITO PIAMAN"

MEDIA PNPM MANDIRI PERDESAAN KAB. PADANG PARIAMAN

"PALITO PIAMAN"

MEDIA PNPM MANDIRI PERDESAAN KAB. PADANG PARIAMAN

Kamis, 01 November 2012

MAJEMEN PERNYELESAIAN KREDIT BERMASALAH


MAJEMEN PERNYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

Dalam pemberian pinjaman (kredit) tidak selamanya mulus, begitu pula yang terjadi di UPK. Kolektibilitas yang ada di UPK cukup bervariasi, ini menandakan bahwa kelancaran angsuran pinjaman juga bervariasi, ada tidak faktor yang dapat menjadi tingginya kolektibilitas yaitu :
  • faktor intern yaitu terjadi akibat lemahnya pengurus/pengelola dalam hal :
  • Faktor ekstern yaitu terjadi akibat yang dilakukan oleh peminjam diantaranya.
  • Faktor lemahnya verifikasi/anlisa kredit.

 faktor intern yaitu terjadi akibat lemahnya pengurus/pengelola dalam hal :
  1. Data pinjaman tidak diadministrasikan dengan baik.
  2. Tidak dilakukannya inventarisasi data pinjaman kurang lancar.
  3. Kurangnya pembinaan pada kelompok (peminjam)
  4. Operasi kredit tidak dilakukan secara bertahap dan Continue.
  5. Tidak dilakukannya kebijakan kredit melalui perpanjangan waktu kredit, Recedulling.

 Faktor ekstern yaitu terjadi akibat yang dilakukan oleh peminjam diantaranya.
  1. Ketidak mampuan dalam pengembalian akibat musibah.
  2. Terjadinya pindah alamat (alamat baru tidak jelas).
  3. Usahanya Pailit.
  4. Dampak informasi yang tidak baik dari pihak lain.
  5. Dampak lingkungan (karakter lingkungan).
  6. Terjadinya bencana alam.

 Faktor lemahnya verifikasi/anlisa kredit.
  1. Analisa kredit tidak dilakukan dengan baik.
  2. Analisa dilakukan sepihak karena kedekatan, ada kaitan kelaurga dsb.
  3. Tidak dilakukan secara koordinasi.
  4. Kurangnya menginput informasi.
  5. Hasil analisa tidak diadministrasikan dengan baik
Dari tiga faktor diatas perlu diantisipasi oleh pengelola UPK demi kelancaran pinjaman yang diberikan, disamping itu perlu dilakukan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan Pemerintah Nagari dalam mengantisipasi kredit tidak lancar/macet pengelola harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Dibuatnya daftar kolektibilitas tiap bulan.
  2. Diinventarisasi secara dini data pinjaman kurang lancar.
  3. Ditindaklanjuti kelapangan (cek and ricek data dilapangan).
  4. Koordinasi dengan KSP, Ketua Kelompok, Kuwu, Ketua Lembaga Desa.
  5. Melakukan kebijakan melalui, pemberitahuan, pemanggilan.
  6. Membuat penyelesaian secara administrasi melalui, pernyataan I (pengakuan hutang), pernyataan II (pengurangan jangka waktu jatuh tempo dari pernyataan I), dan pernyataan III (menyatakan ada jaminan yang akan diberikan).
  7. Melakukan kebijakan kredit melalui perpanjangan jangka waktu kredit dan Recedulling.
  8. Pembinaan kelompok dilakukan rutin dan terpadu.
PERSIAPAN ANALISA KREDIT

Analisa kredit merupakan pekerjaan yang sangat komplek, karena harus menilai suatu kondisi eksternal dengan data yang mungkin tidak lengkap. Penilaiannya bersipat prediksi, karena itu diperlukan formula dan pendekatan yang ilmiah untuk melakukannya. Sebelum analisis kredit dilakukan, diperlukan beberapa persiapan yaitu :
  1. Pemilihan pendekatan (approach) yang akan dipakai dalam melakukan analisis kredit.
  2. Proses pengumpulan informasi lengkap yang diperlukan dalam kegiatan analisis kredit ( wawancara kepada calon peminjam dan nara sumber).
  3. Penetapan titik-titik kritis dari kegiatan usaha yang akan dibaiayai.

1. Pendekatan Kemampuan Pelunasan (Repayment approach)
Pendekatan ini menekankan pada kemampuan untuk mengembalikan kreditnya, apakah berdasarkan kelayakan usaha yang dibiayai atau sumber dana keluarga lainnya yang dapat menutup pengembalian kredit. Usaha mikro tidak memisahkan rumah tangga keluarga dengan rumah tangga perusahaan. Penilaian kemampuan pengembalian kredit ini dapat dilakukan dengan melakukan analisis cash flow  periode yang lalu dan perhitungan proyeksi setelah kredit diberikan. Analisis ini dapat dilakukan bila calon nasabah/peminjam mempunyai administrasi keuangan yang cukup baik dan dapat dipercaya.

2. Pendekatan Karakter
Dalam pendekatan ini, pemberian kredit didasarkan atas kepercayaan terhadap watak dan nama calon debitur (kelompok) serta kegiatan usahanya. Pendekatan kedua ini merupakan pendekatan perkreditan yang paling murni karena acuan dasarnya adalah kepercayaan pada calon debitur/peminjam dan usahanya.
Analisis dengan pendekatan ini merupakan pilihan yang paling cocok bagi UPK namun perlu juga disadari kesulitannya karena karakter seseorang tidak gampang diketahui dengan baik. Jika pendekatan ini dipakai maka kelayakan usaha akan menjadi jaminan yang utama.
Kwalitas hasil analisis dengan pendekatan ini sangat tergantung pada kejelian dan kepekaan seorang analis. Penilaian karakter memerlukan waktu dan metodologi yang lebih komplek dibanding pendekatan jaminan.

3. Pendekatan Jaminan
Dalam pendekatan ini, analisis ditekankan pada kondisi ekonomis dari jaminan. Dengan demikian keputusan pemberian kredit didasarkan pada kondisi dan nilai jaminan ini. Pendekatan ini secara umum kurang cocok diterapkan pada calon debitur UPK karena nasabah UPK berbentuk kelompok. Namun secara selektif bagi kredit yang tingkat resiko tinggi baik karena keraguan terhadap watak, jenis usaha maupun jumlah kredit yang besar, maka UPK dapat mensyaratkan kepada Kelompok peminjam agar harus melakukan pengikatan jaminan secara Fidusia antara anggota kelompok dengan ketua kelompok. Sehinga faktor Keamanan Pinjaman tetap dapat tercapai.

PRINSIP PEMBERIAN KREDIT
Dalam melakukan penilaian permohonan kredit seorang analis kredit harus memperhatikan beberapa prinsip yang berkaitan dengan keadaan calon peminjam. Dalam dunia perbankan dan lembaga keuangan lainnya penilaian kredit pada umumnya menggunakan prinsip 5 C (Five C) yaitu :

  1. 1. Character
Yaitu penilaian terhadap watak atau kepribadian calon debitur (peminjam) dengan tujuan untuk memperoleh kepastian bahwa peminjam akan bersedia memenuhi janji/kewajibannya membayar kembali kredit sesuai perjanjian. Dalam kelompok upaya untuk memperoleh informasi tentanng watak, dilakukan bersama pengurus kelompok, aparat desa dan masyarakat sekitar disekitar kelompok  peminjam.


  1. 2. Capacity
Yaitu penilaian tentang kemampuan debitur/kelompok peminjam untuk melakukan pembayaran kembali kreditnya. Kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi debitu dimasa lampau (bila pernah meminjam kepad pihak manapun) yang didukung dengan analisis administrasi maupun pengamatan langsung dilapangan terhadap usahanya.

  1. 3. Capital
Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Kemampuan ini diukur dengan memperbandingkan jumlah modal sendiri terhadap keseluruhan modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha bila krtedit diberikan.

  1. 4. Colateral
Yaitu penilaian terhadap kekayaan yang dimiliki calon debitur yang bernilai dan layak untuk dijamin (sebagai agunan) bila UPK diperbolehkan pakai agunan ini sebagai prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit. Penilaian ini bertujuan untuk lebih menyakinkan pihak UPK terhadap keamanan kredit.

  1. 5. Condition
Penilaian ini dilakukan untuk melihat kondisi secara umum (makro) dan secara spesifik melihat keterkaitannya dengan jenis usaha calon debitur. Hal ini dilakukan karena keadaan eksternal perusahaan mempunyai peranan yang sangat besar dalam memperlancar atau timbulnya resiko atas usaha yang dibiaya







PLOT REVOLVING.

Adapun pengertian kredit menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.10 Tahun 1998:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Jadi kredit adalah pemindahan dana kepada para peminjam untuk mendapatkan keuntungan atas jasa yang diberikan kepada peminjam, didasarkan pada kepercayaan kedua belah pihak dan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam hutang atau pinjaman setelah jangka waktu tertentu bahkan dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan atau disepakati.
Karena dalam pemberian kredit mengandung risiko, pihak koperasi harus aktif dalam memilih nasabah, yaitu dengan penilaian dari prinsip-prinsip dalam
pemberian kredit, yang menurut Kasmir (2003:91) terdiri dari:
1. Character / Watak
Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.
2. Capacity / Kemampuan
Capacity adalah kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital / Modal
Capital adalah sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral / Jaminan
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
5. Condition of Economic / Kondisi Ekonomi
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.


Abdi Boy Hendra

Sabtu, 27 Oktober 2012

BAGAIMANA ANDA BERINTERAKSI DENGAN AUDIENS YANG JUJUR?


BAGAIMANA ANDA BERINTERAKSI DENGAN AUDIENS
YANG JUJUR?


  1. Dengarkan pembicaraannya!
  2. Hadapilah ia dengan sukacita dan buatlah ia merasakan kepercayaan Anda terhatapnya!
  3. Kokohkanlah loyalitasnya dan buatlah ia merasa bertanggung-jawab!
  4. Jangan terpancing untuk keluar dari topik pembicaraan!
  5. Nasihatilah ia bila diperlukan
  6. Mulailah pembicaraan Anda dengan wajah cerah dan ucapan yang manis!
  7. Jelaskan kepadanya permasalahan-permasalahan kerja tanpa perincian atau menyebutkan nama!
  8. Bersungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan yang diperlukannya!
  9. Pengalaman Anda sendiri silahkan ditambahkan! Apa lagi?
  10. Apa lagi? Pikirkanlah…

BAGAIMANA ANDA BERINTERAKSI DENGAN AUDIENS YANG PENDIAM?


BAGAIMANA ANDA BERINTERAKSI DENGAN AUDIENS
YANG PENDIAM?


  1. Berusahalah mendekatinya!
  2. Dalam berinteraksi dengannya gunakanlah pertanyaan-pertanyaan yang terbuka (apa, siapa, bagaimana, kapan, dimana) yang sifatnya menguraikan satu penjelasan/informasi.
  3. Berusahalah untuk melibatkannya dalam kerja-kerja dan kunjungan-kunjungan kolektif!
  4. Hindarkan sikap-sikap yang membuatnya kesal!
  5. Upayakan agar ia bisa menyadari urgensi dan kebaikan pendapat-pendapatnya!
  6. Mulailah diskusi dengannya dari poin-poin yang sudah disepakati!
  7. Bersikaplah akrab dan riang di hadapannya!
  8. Berceritalah kepadanya tentang diri Anda, pekerjaan Anda, dan permasalahan Anda sampai sampai ia mau menceritakan tentang diri, pekerjaan dan permasalahannya kepada Anda!
  9. Arahkan kepadanya pertanyaan-pertanyaan secara langsung tetapi jangan terlalu sering berhenti dan menunggu terlalu lama untuk mendengarkan jawaban darinya!
  10. Berhati-hatilah! Jangan Anda menilai bahwa dirinya kurang partisipatif! Betapa banyak orang-orang yang pendiam tetapi mereka bisa memahami pembicaraan lebih banyak daripada apa yang dipahami oleh orang-orang yang pandai berbicara.
  11. Pengalaman Anda sendiri silahkan ditambahkan! Apa lagi?
  12. Apa lagi? Pikirkanlah…

BAGAIMANA ANDA MENGELOLA RAPAT YANG PRODUKTIF?


BAGAIMANA ANDA MENGELOLA RAPAT YANG PRODUKTIF?


  1. Ingatlah bahwa mengelola orang lain dalam sebuah rapat tidaklah cukup dengan hanya mengandalkan semangat dan keinginan yang kuat! Akan tetapi sebelum semua itu, hendaknya kita mengandalkan taufik (petunjukNya) dan pertolongan dari Allah.
  2. Ingatlah bahwa rapat adalah sebuah forum yang alami untuk mempertemukan berbagai gagasan dan pemikiran! Oleh karena itu, agar gagasan dan pemikiran ini bisa bertemu dan berpadu maka harus diupayakan terlebih dahulu adanya pertemuan perasaan dan hati.
  3. Biarkan setiap peserta rapat mengungkapkan kegelisahan-kegelisahannya!
  4. Usahakan orang lain bisa berada di pihak Anda dan jangan berpihak kepada seseorang serta berusahalah agar kelompok Anda tetap solid sebagai satu kesatuan!
  5. jangan sampai ada penghalang apa pun antara Anda dengan para peserta rapat yang lain seperti bila anda duduk di belakang meja atau sebaliknya!
  6. Catatlah target-target Anda dari rapat ini secara tertulis sehingga hal itu bisa membantu Anda untuk mengecek kebenaran dan kesempurnaannya! Dan berusahalah agar Anda berbicara dengan kata-kata yang jelas di hadapan para peserta rapat!
  7. Susunlah agenda acara dalam bentuk yang logis! Terutama apabila ada salah satu materi yang bertumpu pada keputusan yang telah ditetapkan berdasarkan materi sebelumnya atau data-data yang terkumpul mengenai materi tersebut.
  8. Hendaknya anda meletakkan materi-materi yang sulit di tengah agenda acara dan tidak di permulaannya, hal ini akan membantu upaya mendiskusikan materi-materi tersebut secara optimal karena para peserta rapat semuanya bergabung secara fisik dan psikis serta masih memiliki semangat dan vitalitas!
  9. Secara prinsip, semua topik yang akan didiskusikan dalam forum rapat hendaknya sudah disikusikan terlebih dahulu oleh panitia khusus dari semua aspeknya!
  10. Ketika melihat suatu forum rapat yang sukses, maka hendaknya Anda secara otomatis berpikir betapa besar kadar persiapan dan upaya yang telah dikerahkan sebelumnya! Karena rapat yang sukses tidak terjadi secara kebetulan!
  11. Pengalaman Anda sendiri silahkan ditambahkan! Apa lagi?
  12. Apa lagi? Pikirkanlah…